SANDI UNO |
Ketua DPW PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo membuka acara penyampaian
visi dan misi bakal calon gubernur Sandiaga Salahudin Uno di Kantor DPP PAN,
Jalan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"Kenapa di bulan Ramadan? Karena kita mencari bulan baik
biar bisa dapat pemimpin baik, amanah dan tidak zalim kepada rakyatnya, tidak
membedakan kasta, tidak main gusur-menggusur saja," kata Eko saat membuka
acara penyampaian visi dan misi, Kamis (23/6/2016).
Pria yang akrab disapa Eko 'Patrio' itu menyapa Sandiaga Uno
dengan panggilan 'abang' begitu juga dengan bakal calon gubernur sebelumnya
yakni Irjen Benny Mokalu dan Yusril Izha Mahendra.
"Bang Sandi, kanapa saya panggil bang, bukan mas, karena
pemimpin DKI Jakarta panggilannya abang, maka kita panggil Bang Sandi.
Sebelumnya Bang Benny, dan Bang Yusril juga kita berikan kesempatan sosialisasi
di PAN," sambung Eko.
Eko sendiri secara pribadi menilai figur Sandiaga Uno sangat
membanggakan. Bahkan, ia menggaransi jika Sandiaga nantinya tidak dipilih
partai, maka dirinya secara pribadi yang akan memfasilitasi Sandi ke partai
lain.
"Sandi salah satu Cagub DKI Jakarta membanggakan bagi saya pribadi, muda, berwawasan,
keren, makmur, komplit. Kalau ada yang komplit gini, kenapa tidak dimanfaatkan
warga Jakarta, yang pertama kali diambil PAN," katanya.
SANDI UNO |
"Saya secara pribadi kalau partai tidak mengambil untuk
gubernur, saya siap failitasi Bang Sandi ke partai lain. Pengusaha pemikiran
satu segala-galanya di atas kejujuran. Saya merasakan sebagai pengusaha.
Kalau enggak jujur pelanggan lari.
Jadi pemimpin enggak jujur ya zalim.
Turunannya kerja keras, kerja ikhlas dan sebagainya," ujarnya.
Pihaknya berharap, semoga visi dan misi yang dipaparkan Sandiaga
bisa memberikan pemecahan masalah bagi Jakarta seperti banjir, masalah sosial,
lapangan kerja baik bagi orang Jakarta maupun bagi para pendatang.
"Jadi diberikan kesempatan bagi Bang Sandi untuk
keluarkan uneg-uneg-nya dan visi
misinya," tukas Eko.
Salah satu kandidat calon gubernur DKI
Jakarta, Sandiaga Uno, menilai kalau kemacetan parah DKI Jakarta dan sekitarnya
bisa diatasi dengan pembangunan infrastruktur dan sistem transportasi massal
terpadu dan terjangkau.
Belakangan ada pemberlakukan plat nomor
kendaraan bermotor ganjil-genap di jalan raya, tilang kertas biru bagi
pengendara pelanggar aturan lalu-lintas, hingga sistem berbayar di jalan raya.
Sandiaga berpendapat wacana-wacana itu tidak
efektif dan rawan manipulasi para praktik di lapangan.
“Pengawasan akan sulit apalagi kalau kendaraan
berjalan cepat,” ujarnya di Jakarta, Kamis (23/6).
Pemberlakuan plat ganjil dan genap mengikuti
tanggal berlaku juga dilihatnya rawan manipulasi. Sebab bukan apa-apa, akal-akalan
pengendara yang curang akan bekerja untuk mengganti-ganti plat nomor kendaraan.
#TuntasIkhlas #DemokrasiSejuk #PilihYangBaik